Salam damai dalam kristus..
![]() |
mdr. Theresia Saelmaekers (Pendiri) |
Hai teman-teman muda yang ada keinginan atau minat untuk menjadi suster (khusus
wanita y..?), tapi gak tau gimana caranya dan juga bingung mau pilih kongregasi
yang mana? Tenang saja, disini saya Suster Maria Vianney FCh, atau biasa disapa
Sr. Vianney akan membantu teman-teman bagaimana caranya dan akan
memperkenalkan apa itu kongregasi FCh?
Baiklah pertama-tama suster akan
memperkenalkan, apa itu kongregasi FCh?
FCh
adalah singkatan dari Suster Santo Fransiskus Charitas atau biasa
dikenal dengan Suster Charitas adalah Kongregasi Biarawati (Suster) di Gereja
Katolik
Roma yang anggotanya adalah perempuan seluruhnya. Konggregasi FCh dirikan pada
tahun 1834 oleh Ibu Theresia Saelmaekers. Anggota komunitas Suster Charitas
mempunyai tiga kaul, yaitu Ketaatan (taat terhadap pimpinan, hirargi Gereja dan
Tuhan), Kemiskinan (tidak memiliki harta) dan Kemurnian (tidak menikah).
Anggota komunitas ini biasa dipanggil dengan sebutan Suster. Sebutan suster
sendiri berasal dari kata sister atau saudara perempuan. Tempat tinggal para
suster biasa disebut biara, maka dapat pula kami dibebut biarawati.
![]() |
logo |
Awal mula berdirinya Konggregasi suster Fransikus adalah
ketika Barbara Saelmakers menerima tawaran dari Moeder Agustina untuk merawat
orang sakit di Breda. Barbara dan beberapa temannya menerima tawaran merawat
orang sakit dan menjadi biarawati. Pada tahun 1830
masuk novisiat dan tahun 1831
mengikrarkan kaul. Tahun 1834 Moeder Theresia Saelmakers pindah dari
Breda ke Outenhout dan mengangkat Suster lain untuk memimpin komunitas di Breda.
Di Outenhort membentuk komunitas baru yang kemudian memisahkan diri. Tahun 1845
Komunitas Outenhout pisah dari Breda. Tahun 1868
mengakhiri tugasnya dan digantikan oleh Moeder Stanislaus dan saat itu anggota
Suster Charitas sebanyak 41 orang dan 7 novis. Pada tanggal 17 Juli 1905
rumah induk Suster Charitas pindah ke Roosendal
dan satu komunitas yaitu Peniten Rekolektin bergabung dengan Suster Charitas.
Tujuan Konggregasi : "Dalam kegembiraan, kesderhanaan dan terutama
dalam cinta kasih menolong orang lain seraya berdoa dan mengorbankan diri ,
menampakkan kegembiaraan hidup di antara orang sakit dan yang
berkekurangan".
Sejarah di Indonesia
Pada tanggal 9 juli 1926
sampailah lima orang suster Charitas datang di Palembang , sumatera selatan yang telah menempuh
perjalanan selama satu bulan dari belanda dengan transportasi kapal pada
saat itu. Tiga orang suster adalah perawat yang berijazah. Mereka mulai
berkarya di rumah sakit setempat, yang baru saja diambil alih oleh Gereja
Katolik di Palembang. RS ini pada waktu itu mengalami kerugian sehingga hampir
ditutup. Kelima suster tersebut, yaitu Moeder Raymunda Hermans, Suster
Wilhelmina Blesgraaf, Suster Caecilia Luyten, Suster Alacoque Van Der Liden,
dan Suster Chatarina Koning. Rumah Sakit yang dikelola oleh Suster Charitas
teletak di Talang Jawa. Tahun 1929
membuka cabang di Tanjung Sakti dan melakukan pelayanan kesehatan. Pada tanggal
14 Februari 1942 Palembang jatuh ke tangan jepang dan
pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat. Suster Charitas dan
para misionaris lainnya pada akhir tahun 1942 dimasukkan ke kamp-kamp.
Masa-masa itu adalah masa yang sangat sulit bagi suster Charitas yang ada di
Sumatera. Ada 4 suster yang meninggal dalam kamp, yaitu Sr. Barbara, Sr. Servasia,
Sr. Agnesia dan Sr. Gemma. Mula-mula para Suster dimasukkan ke dalam kamp
Palembang, kemudian dipindah ke Mentok, Bangka, Belalau, Kapyang dan kembali ke
Mentok. Moeder Alacoque dipenjara hingga tahun 1945,
tepatnya pada tanggal 28 September 1945. Kemudian merebut kembali Rumah Sakit
yang dikuasai oleh Jepang.
Para suster Charitas Indonesia yang saat ini telah berjumlah
151 suster pribumi. Kami pun saat ini telah memiliki 34 komunitas yang tersebar
di seluruh Indonesia, yaitu
- 14 komunitas di
sekitar kota Palembang (Keuskupan Agung Palembang atau KAPal),
- 8 komunitas di
luar kota Palembang (5 dari belitang, pasang surut, tugu mulyo, tanjung
sakti) (KAPal),
- Bengkulu
(KAPal),
- 2 komunitas di
Jakarta (Keuskupan Agung Jakarta-KAJ),
- 2 komunitas di
Jogjakarta (Keuskupan Agung Semarang-KAS),
- Batam (Keuskupan
Pangkal Pinang)
- Tanjung Pandan
(Keuskupan Pangkal Pinang)
- 3 komunitas di
Papua (Keuskupan Agung Timika),
- Mentawai
(Keuskupan Padang),
- Dan terakhir
kami membaka pertama di luar negri yaitu Suriname yang telah berjalan
selama satu tahun ini.
Karya-Karya Suster Charitas di Indonesia
![]() |
RS Caritas pertama d Indonesia |
1. Kesehatan
(6 Rumah Sakit dan 3 klinik) yang berada di Palembang, Belitang, dan
Jogjakarta.
2. Suster
Charitas yang tadinya hanya melayani bidang kesehatan pada tahun 1954
mengembangkan diri di bidang Pendidikan, diawali dari Belitang, Sumatera
Selatan Kemudian berkembang di Jakarta dan Batam, Sekolah-sekolah tersebut
dikelola oleh Yayasan Pendidikan Charitas. Selain itu Suster Charitas Juga
mendirikan sekolah Perawat Kesehatan dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perdhaki
Charitas Palembang, yang sekarang telah bergabung dengan STIE MUSI sehingga
menjadi UNIKA MUSI CHARITAS.
3. Selain
di bidang kesehatan dan pendidikan suster Charitas juga berkarya di bidang
social seperti panti Werda, kursus baby sister bagi mereka yang putus sekolah,
dan panti asuhan (bekerja sama dengan keuskupan).
4. Selain
itu juga berkarya di bidang pastoral.
Setelah membaca ini apakah teman-teman tertarik? Biasanya
yang menjadi pertanyaan bagi mereka yang berminat adalah apa sih peryaratanya?
Baik disini suster juga akan mencantumkan apa saja yang
menjadi peryaratanya, yaitu :
- Wanita tulen
yang belum menikah,
- Berusia minimal
17 – 35 tahun,
- 3Minimal
pendidikan SMA
![]() |
upacara pengikraran Kaul (Ketaatan, Kemiskinan, dan Kemurnian) |
Setelah teman-teman memenuhi syarat diatas dan prosedur yang
ada maka akan menjalani pendidikan sebagai suster selama kurang lebih 3 tahun
di Palembang. Oh iya kalau di masa pendidikan suster ada namanya sendiri loh..!
apa itu? Tahapnya adalah :
- Teman-teman akan
menjalani selama kurang lebih 3 bulan masa aspiran atau disebut calon
suster.
- Postulan atau
disebut calon suster juga tetapi sudah menggunakan pakaian yang sudah di
tetapkan oleh kongregasi (biasanya pakaian putih tidak bertutup kepala)
selama delapan bulan kemudian menerima upacara kleding (menerima jubbah
dan nama biara).
- Masa novis,
dimana telah memakai jubbah dan sudah bertutup kepala tetapi belum
menggunakan kalung. Disini bibagi menjadi dua yaitu novis tahun pertama
yang biasa di sebut tahun kanonik (tahun rohani) dimana para novis banyak
belajar tenteang hidup selibat dan biasanya belum di perkenankan keluar
jauh dari rumah pembinaan(Novisiat). Novis tahun kedua waktunya untuk
mulai mengenal dalam hidup komunitas bersama para suster yang lain dan
melihat serta belajar dalam karya-karya kongregasi sehingga di beri
kesempatan tinggal dalam komunitas selama tiga bulan.
- Setelah satu
tahun juga menjalani masa novis tahun kedua para novis telah dinyatakan
siap dan di terima sebagai anggota di tandai dengan upacara profesi
pertama (mengucap kaul sementara) dengan ditandai mamakai kalung bersimbol
logo FCh.
para postulan yang tidak memakai penutup kepala(slayer) |
![]() |
Novis |
Ayo bagi kaum muda (perempuan) yang berminat, mari bergabung
bersama kami para suster-suster St. Fransiskus ‘Charitas’ Palembang. melayani,
menebar kasih.
Hub : 082178588013 (Sr. M. Vianney FCh)
email : vianneymeta@gmail.com
fb : Maria Vianney
Terimakasih. Berkah Dalem…
Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior suroso
BalasHapusOrdo Fransiscus Charitas mendirikan sekolah Charitas
BalasHapus